Olahraga electronic atau biasa dipersingkat eSports, memang pergi dari dunia gaming. Tetapi rupanya, ke-2 nya tidak dapat dipersamakan. &q...
Olahraga electronic atau biasa dipersingkat eSports, memang pergi dari dunia gaming. Tetapi rupanya, ke-2 nya tidak dapat dipersamakan.
"Main games itu wisata, eSports itu karier. Ini satu ketidaksamaan," terang pemerhati gaming dan eSports, Dedy Irvan dalam jadwal workshop karier yang diadakan Intel di Kampus Negeri Yogyakarta, Kamis (24/5/2018). "eSports itu sebetulnya games yang digunakan buat karier, kerjanya itu games, istirahatnya itu tidak main games," papar Dedy.
Sementara gaming, menurut Dedy cuman dimainkan untuk isi waktu senggang, tidak untuk maksud professional. Karena masuk ranah olahraga, olahragawan eSports juga berpembawaan berlainan dengan pemain games biasa.
Beberapa olahragawan akan berseragam seperti beberapa olahragawan cabang olahraga lain, mereka juga bermain untuk team, bukan pribadi. Olahragawan eSPorts dilatih secara professional, terhitung masalah kesehatan, untuk mendukung peforma di tempat laga.
Intel Indonesia Dedy Irvan saat memberinya materi eSport ke peserta workshop karier Intel"Jika ia (olahragawan eSports) latihan (olahraga), fokus ia semakin lebih tinggi, tanggapan ia semakin lebih cepat," tutur Dedy.
Menurut Dedy, pengetahuan akan eSports perlu ditegaskan untuk memberikan dukungan keberhasilan industri eSports di Indonesia. Warga ada banyak yang menambah-adukkan di antara games untuk wisata dan dan games untuk karier, hingga yang dikupas di atas hanya bahaya bermain games.
Sebenarnya, eSports seperti permainan olahraga lain, akan mempunyai imbas positif bila diatur secara professional. "Balapan di jalan raya, salah. Balapan di circuit membawa 'merah-putih', benar," Dedy menyontohkan ke KompasTekno.
Dia menjelaskan jika masuknya eSports ke Asian Game 2018 dalam pola eksibisi, dapat menolong "bersihkan" stigma negatif eSports yang rancu, khususnya untuk kelompok tua. "Tetapi alhamdulillah, Asian Game sudah memperlihatkan jika jika kalian ingin jelaskan sedikit, ini (konotasi jelek eSports) akan lenyap," katanya ke peserta workshop yang dikuasai kelompok mahasiswa.
Jadi olahragawan eSPorts perlu kesungguhan
Karena bukan sekedar mainan pengisi waktu senggang, pemain eSports juga perlu kesungguhan dalam memperdalam sektor itu. Dedy menjelaskan pentingnya kesungguhan dan konsentrasi supaya jadi pemain eSPorts professional. Management waktu jadi permasalahan khusus beberapa milenial yang ingin memperdalam dunia eSports. "Mengatur waktunya, mana buat belajar, mana buat latihan, penting sekali. Tidak dapat hanya asal-asal saja jika memang ingin maju di eSports," tutur Dedy.
Disamping itu, Dedy mengutamakan pentingnya stabilitas yang penting dijaga sepanjang berkarier jadi olahragawan eSports, khususnya terus latihan dan coba. "Jika ini dasarnya ialah spirit, tidak punyai permasalahan, stabilitasnya tetep baik", paparnya.
KOMENTAR